Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Segala puji bagi Allah, shalawat kepada Rasulullah SAW beserta keluarga dan para sahabat beliau semua.
Berbahagia sekali bisa ikut serta dalam program sangat mulia ini, program revitalisasi Pesantren Al Fauzul Kabir yang mulai tahun 1992 mulai beroperasi dengan salah satu tujuannya penyelenggarkan lembaga pendidikan Islam dengan sistem asrama, Pesantren terpadu, yang para santrinya dapat mendukung kemakmuran masjid al-Munawarah Kota Jantho. Pesantren ini sejak awal didukung penuh dan didanai oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Besar. Namun dalam perjalannya Al Fauzul Kabir mengalami dinamika yang cukup panjang sampai pada tahun 2016 sekolah MAS menjadi SMK dan MTs menjadi SMP.
Pada era Pemerintahan Kabupaten Aceh Besar saat ini yang menempatkan program pengembangan SDM dalam bingkai syariat Islam sebagai prioritas utama. Nuansa syariat Islam merupakan basis yang diharapkan mampu menjadi karakter utama dari generasi muda yang akan dikembangkan, sehingga penguasaan terhadap al-Qur an menjadi sebuah keniscayaan. Salah satu modal utama dalam penguasaan al-Qur an adalah kemampuan menghafal al-Qur an (hafizh), disamping tilawah, tafhim, dan tathbiq nilai-nilai yang ada di dalamnya. Menilik para pelaku utama pada zaman keemasan Islam pada abad VII-XIV, sebagian besar mereka merupakan para hafizh. Mereka dikenal sebagai filosof, ahli kedokteran, ahli matematika, atau apapun profesinya namun sudah terlebih dahulu hafal al-Qur an. Sehingga sosok figur mereka disatu sisi dikenal sebagai ilmuwan/filosof, namun mereka juga tercatat sebagai ulama yang mencerahkan dan menjadi panutan ummat. Tentu mengembalikan peradaban zaman keemasan Islam tersebut perlu waktu lama dan proses yang panjang, namun capaiannya akan semakin lama bila kita tidak pernah memulainya.
Memahami peran strategis para hafizh ke depan, beberapa Perguruan Tinggi Negeri umum ternama di Indonesia seperti Univeritas Indonesia, Institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi Bandung, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, membuat jalur penerimaan mahasiswa baru khusus tanpa tes bagi para hafidz. Lebih dari itu para hafizh juga difasilitasi dengan beasiswa dan asrama. Dengan berbagai kemudahan yang diberikan kepada para hafizh, harapannya dimasa mendatang akan banyak sektor diisi oleh ahlul Qur an.
Dalam masyarakat Aceh Besar sendiri para hafizh saat ini mendapat apresiasi yang sangat terhormat, sehingga kehadiran imam hafizh dari Timur Tengah pada bulan Ramadhan merupakan suatu hal yang dirindui. Pada beberapa masjid besar sudah menjadwalkan hafizh yang tinggal di lingkungannya sebagai salah satu imam shalat sekalipun usianya masih tergolong muda. Sampai berkembang pemikiran bahwa dalam rangka memakmurkan masjid/menasah maka perlu diupayakan agar satu masjid/menasah ada satu hafizh. Keberadaan para hafizh bukan hanya sekedar akan membantu kenyamanan para jamaah shalat, namun secara ruhiyah juga akan banyak mendapatkan keberkahan dan keutamaan-keutamaan.
Didasari beberapa pemikiran di atas, Pemerintah Kabupaten Aceh Besar akan mewujudkan sebuah lembaga pendidikan model pesantren yang berasrama (boarding school), sehingga dalam keseharian, seluruh santri dapat menjalani proses pembiasaan dengan berbagai media dan metoda untuk menghafal al-Qur an dan terbiasa melaksanakan nilai-nilai yang terkandung dalam al-Quran. Besar harapan, dari pesantren ini akan muncul kembali kader generasi Qur ani. Mereka dekat dengan al-Qur an, senantiasa mempelajarinya, mampu membaca dengan baik, menghafalkannya, mengajarkannya, dan bahkan mendakwahnya. Disamping mereka juga membekali diri dengan ilmu umum di SMP alFauzul Kabir. Harapannya mereka ini akan tumbuh menjadi sosok yang utuh penguasaannya dan menjadi harapan kita semua. Sekali lagi kebangkitan Islam adalah perjalanan panjang namun akan semakin dekat bila kita memulai dan turut serta didalamnya. Allahul musta’an.
Aceh Besar, 15 Desember 2019
Ketua Dewan Pembina Program tahfizh SMPN 3 Al Fauzul kabir
Prof. Dr. H. Mustanir Yahya, M. Sc
Comment here